Serial Khutbah Jum'at ke-5 - SANDARAN YANG TERBAIK
Oleh: Usmul Hidayah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ
وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Literasisambas.org - Tidak ada yang penting dan pokok, kita goreskan di
dalam hati dan jiwa kita, dalam memaknai pertemuan yang indah ini, ketika kita
dipertemukan di Rumah Allah dan mari kita bersyukur kepada Allah, karena masih
diberikan keringanan hati, keringanan, jiwa, keringanan tubuh, keringanan kaki,
sehingga kita bisa melangkahkan kaki menuju Rumah Allah. Semoga setiap langkah
dan setiap hembusan napas, Allah balas dengan kebaikan dan kebaikan.
Bersyukurlah kepada Allah, atas segala kenikmatan
yang telah Allah berikan kepada kita, tidak ada suatu ibadah dan keta’atan yang
kita kerjakan bukan karena hebatnya iman kita, bukan pula dahsyatnya taqwa kita,
tetapi sesungguhnya setiap inchi keta’atan kita dan ibadah yang kita kerjakan
merupakan bagian hebatnya Allah menolong orang yang beriman. Itulah yang
menjadikan kita senantiasa bersyukur, karena sesungguhnya barangsiapa yang
selalu bersyukur diantara manusia maka Allah akan sibukan mereka dengan
kebaikan, dan Allah mudahkan ia melakukan keta’atan.
Mari kita panjatkan salam dan hormat kita kepada manusia terbaik,
yang telah disempurnakan jalur nasabnya, fisiknya, akhlaknya, ilmunya oleh Sang
Pencipta. Dinobatkan menjadi Pemimpin anak Adam pada hari kiamat, penutup para
nabi dan rasul, satu-satunya utusan Allah yang diutus untuk seluruh alam
semesta. Manusia terbaik ini telah membawa Hukum Halal dan Haram, Perintah dan
Larangan sebagai panduan hidup maka sangat wajar sebagai pengikut yang setia untuk
memberikan salam hormat kepada Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Semoga dengan bimbingan beliau yakni Sunnah dan al-Qur’an, kita semua menjadi hamba yang
selalu beriman dan bertaqwa Kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan pantas untuk mendapatkan Syafa’at di akhirat dan dimasukkan ke
dalam Surga Allah.. Aamiin....
Adapun judul khutbah pada hari yang mulia ini adalah “Sandaran yang Terbaik”.
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Tidak akan beruntung seseorang dalam hidup ini, jika bersandar selain
bersandar kepada Allah subhanahu
wa ta’ala. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah
yang menguasai segala-galanya,
bersifat mutlak,
tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu kejadian sekecil apapun
yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang
membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.
Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا
حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ
مُّبِيْنٍ
Artinya:
“Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Al-An’am: 59)
Ketahuilah, bahwa skenario kehidupan ini telah Allah rancang dengan
sebaik-baiknya. Semuanya telah sempurna dan semuanya mempunyai peran masing-masing
dengan segala macam rasa. Dan hidup
tak selamanya indah. Hidup tak seindah pelangi. Dan hidup tak selurus jalan
tol. Allah sengaja mengutus kerikil-kerikil kehidupan agar manusia sadar akan
kelemahan dirinya dan kembali lagi mengingat Allah. Menyandarkan hati
sepenuhnya bukanlah simbol dari
kefanatikan seorang hamba, melainkan menunjukkan betapa dekatnya Tuhan dengan
dirinya.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَبَلَوْنٰهُمْ بِالْحَسَنٰتِ
وَالسَّيِّاٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya: “Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)”. (QS. Al-A’raf: 168)
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Menyandarkan hati sepenuhnya kepada Allah tidak
dilakukan dengan pasrah begitu saja, melainkan harus diawali dengan usaha dan penuh totalitas. Jika seluruh tenaga sudah
dikerahkan, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan dan menyandarkan semuanya kepada Allah. Untaian ayat indah dalam QS. at-Thalaq menyebutkan:
Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS.
at-Thalaq: 2-3)
Kerikil kehidupan yang kita temui itu, Allah yang mengutus. Masih percayakah dengan selain Allah untuk mengatasi
kerikil tersebut? Karena itu apapun musibah yang ada, larilah langsung kepada
Allah. Allah yang menjadikan masalah itu, Allah juga yang punya kunci
permasalahan tersebut. Dalam permasalahan yang terlihat sepele dan ringan saja,
seorang muslim dianjurkan dan diperintahkan agar berdo’a kepada Allah.
Aisyah radhiallahu
ta’ala ‘anha mengatakan:
سَلُوا اللَّهَ كُلَّ شَيءٍ حَتَّى الشِّسعَ
Artinya: “Mintalah kepada Allah bahkan meminta tali sendal sekalipun.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/42, Al Albani berkata: “mauquf jayyid” dalam Silsilah Adh Dha’ifah no. 1363).
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Mintalah pertolongan kepada Allah Ta`ala ketika ingin melakukan apa pun selama itu bukan kejahatan.
Mintalah pertolongan dan perlindungan kepada Allah Ta’ala meskipun itu untuk urusan yang sangat kecil. Semoga apa pun
yang kita lakukan senantiasa Allah Ta`ala limpahi barakah dan
menjadikannya sebagai penambah timbangan
kebaikan di Yaumil-Qiyamah.
Suatu kalimat yang agung, mengandung makna-makna yang
tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat. Dzat Yang menghitung
nafas-nafas kita, dengan karunia-Nya Ia menjauhkan dari keburukan, dan mendekatkan dengan segala kebaikan. Dzat yang jika engkau
menginginkan hajat kepada-Nya
maka Ia-pun
memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia menetapkannya dan
menjalankannya, yakni kalimat “Hasbullah wa ni’mal
wakiil”.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan, pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdir-Nya. Al-Wakiil adalah yang dengan kebaikan-Nya mengatur segela urusan hamba-Nya, maka Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan hamba-Nya kepada yang lain. Kalimat tersebut adalah tempat perlindungan seorang hamba tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya, tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah).
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Karena orang yang yakin kepada Allah, Ia sangat faham bahwa
yang di dunia ini hanyalah titipan yang sangat mudah hilang bahkan diambil oleh
Sang Pemilik. Namun, andaikata kita hanya bersandar
kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, kita tidak pernah akan panik,
Insya Allah. Jabatan diambil, tak masalah, karena jaminan dari Allah tidak
tergantung kepada jabatan dan kedudukan. Kalau kita bergantung pada kedudukan atau jabatan, kita akan takut
kehilangannya. Akibatnya, kita akan berusaha mati-matian untuk mengamankannya
dan terkadang sikap kita menghalalkan
dengan segala cara. Dengan kedudukan itu tersebut malah memperbudak
dirinya,
bahkan tidak jarang menjerumuskan dan menghinakannya. Kita lihat banyak orang terpuruk hina karena
jabatannya.
Tapi bagi orang yang bersandar kepada Allah dengan ikhlas, ia hanya mengatakan, “Ya silahkan, buat apa bagi saya jabatan, kalau jabatan itu tidak mendekatkan kepada Allah, tidak membuat saya terhormat dalam pandangan Allah”. Tak masalah jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan Allah karena kita dapat mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan dari makhluk, tapi mendapat penghormatan yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala. Percayalah walaupun kita punya gaji 500ribu-1juta/bulan, tidak sulit bagi Allah sehingga kita punya kebutuhan 5 juta tapi mencukupi. Dan kita punya gaji 20 juta/bulan, tapi apa artinya jika Allah memberi musibah seharga 50juta setiap kejadian sehingga hutang sana-sini, apakah itu sebuah Nikmat atau sebuah Keberkahan?
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah do’anya orang-orang yang kuat, dan bukan do’anya orang-orang yang lemah. Do’anya orang-orang yang kuat hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan, karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang bertawakal kepadanya, dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi ketenteraman.
Oleh karena itu, harus bagi kita untuk terus menerus meminimalkan ketergantungan kepada selain Allah. Karena makin banyak bergantung kepada Mahkluk, siap-siap saja makin banyak kecewa. Sebab yang kita gantungi, “Lahaula wala quwata illa billaah” (tiada daya dan kekuatan yang dimilikinya kecuali atas kehendak Allah).
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Sebagai penutup
khutbah ini, kalimat “Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran) memiliki makna yang sangat agung
dan dahsyat. Dengan
kalimat tersebut, seorang hamba bersandar kepada sandaran yang tepat. Karena ida
yakin bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menghilangkan ketakutan dari seorang yang
sedang takut, Allah-lah yang melindungi orang yang meminta
perlindungan. Barangsiapa yang berloyal kepada-Nya, meminta pertolongan-Nya, bertawakal kepada-Nya, serta menyerahkan
segala urusannya kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya dengan
penjagaan-Nya dan dalam naungan-Nya. Barangsiapa yang takut kepada-Nya dan bertakwal kepada-Nya maka Allah akan
menjadikannya aman dari segala yang ia takutkan dan kawatirkan. Serta Allah
akan mendatangkan baginya seluruh kemanfaatan yang ia butuhkan.
Maka seorang muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan “Hasbullah wa ni’mal wakiil” dengan menghadirkan akan agungnya makna kalimat ini, tingginya nilai yang ditunjukkannya, disertai dengan amal yang sungguh-sungguh, dan menempuh sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu. Sudah seharusnya hanya kepada Allah sajalah kita bergantungdan menyandarkan segala sesuatu, itulah yang disebut dengan TAUHID, yang terdapat QS. Al-Ikhlas.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah ke-2
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ
الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ
عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ،
قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى
، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ, يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Posting Komentar