Serial Khutbah Jum'at ke-4 - WARISAN TERBAIK UNTUK ANAK KITA
Oleh: Usmul Hidayah
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ
تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا
بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ
وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Literasisambas.org - Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat
dan karunia-Nya yang tak terhitung karena hanya dengan bersyukur, Allah akan
menambahkan nikmatnya kepada kita. Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan
kepada anda semua agar senantiasa bertakwa kepada Allah Yang Maha Mangetahui
segala rahasia. Bertakwalah kepada-Nya secara lahir dan batin. Karena takwa
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah bekal
terbaik di akhirat kelak.
Firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
وَتَزَوَّدُوْا
فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya:
“Berbekallah, karena sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang
yang mempunyai akal sehat”. (QS. Al-Baqarah: 197)
Dan mari kita panjatkan salam dan hormat kita kepada manusia
terbaik, yang telah disempurnakan jalur nasabnya, fisiknya, akhlaknya, ilmunya
oleh Sang Pencipta. Dinobatkan menjadi Pemimpin anak Adam pada hari kiamat,
penutup para nabi dan rasul, satu-satunya utusan Allah yang diutus untuk seluruh
alam semesta. Manusia terbaik ini telah membawa hukum halal dan haram, Perintah
dan Larangan sebagai panduan hidup maka sangat wajar sebagai pengikut yang
setia untuk memberikan salam hormat kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun judul khutbah, pada hari yang mulia ini yakni “Warisan Terbaik untuk Anak Kita”
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati
Allah
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta’ala Yang Maha Mengetahui
siapa diri kita yang sebenarnya, menolong kita agar dapat mengetahui kekurangan
yang harus diperbaiki, memberi tahu jalan yang harus ditempuh dan memberikan karunia
berupa semangat yang tidak pernah pudar, sehingga kita tidak dikalahkan oleh
kemalasan, tidak dikalahkan oleh kebosanan, dan tidak dikalahkan oleh hawa
nafsu. Mudah-mudahan warisan terbaik diri
kita dapat diwariskan kepada keluarga, keturunan dan lingkungan yakni “Ketaqwaan”. Tidak dapat kita menolak,
bahwa sesungguhnya ketaqwaan dapat menentukan kesholehan seseorang. Karena
ternyata kesholehan tidak diukur oleh
luasnya ilmu, bahkan keimanan juga tidak
bisa diukur oleh hebatnya pembicaraan, melain bila ia menyakini apa yang telah
Allah dan Rasul-Nya perintahkan tanpa sedikit keraguan.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى
لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya: “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 2)
Dan Allah juga befirman,
di dalam surah yang lainnya:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ
وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ
وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (QS. Hujurat: 15)
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Sebuah kisah yang pantas untuk kita renungi, sebagai evaluasi selama perjalanan hidup ini, terutama bagi orangtua khusunya dan bagi seluruh kaum muslimin umumnya. Ibnu al-Jauzi dalam al-Muntazham menyebutkan sebuah riawayat bahwa suatu kali, saat di mana Umar bin Abdul Azis mendekati ajalnya, Maslamah bin Abdul Malik menjenguk beliau. Ketika itu ia bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, Anda tidak memiliki harta yang berarti untuk diwariskan kepada anak-anak Anda, maka sekiranya Anda berwasiat kepada saya untuk mereka!” Ketika itu beliau minta didudukkan dengan sandaran, lalu berkata, “Saya tidak menghalangi mereka untuk mendapatkan apa yang memang menjadi hak mereka, namun saya juga tidak mungkin memberikan kepada mereka dengan apa yang memang bukan menjadi hak mereka. Wasiatku untuk mereka adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh”. (QS. Al-A’raf: 196) Anak-anakku hanya ada dua kemungkinan, apakah mereka bertakwa kepada Allah lalu Allah pasti memberikan jalan keluar dari segala masalah, ataukah termasuk orang yang suka berbuat dosa, dan setidaknya saya tidak membantu dia untuk bermaksiat kepada Allah.”
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Setelah Beliau wafat, benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin Abdul Azis rahimahullah. Peristiwa menarik disaksikan oleh Muqatil bin Sulaiman rahimahullah. Pada saat beliau diminta nasihat oleh Khalifah al-Manshur yang baru dilantik, beliau berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz mempunyai sebelas orang anak. Ketika beliau wafat, dia hanya meninggalkan harta sebanyak 18 dinar. 5 Dinar digunakan untuk membeli kafan dan biaya penyelenggaraan jenazahnya. 4 dinar untuk membeli sebidang tanah untuk kuburannya. Selebihnya dibagikan kepada 11 orang anaknya. Sementara Hisyam bin Abdul Malik juga mempunyai sebelas orang anak. Setelah ia wafat, masing-masing anak mendapatkan warisan 1 juta dinar. Tapi demi Allah wahai Amirul Mukminin; Aku menyaksikan pada hari yang sama, salah seorang anak Umar bin Abdul Aziz menyedekahkan 100 ekor kuda untuk berjihad di jalan Allah, sedangkan salah seorang anak Hisyam bin Abdul Malik meminta-minta di tengah pasar.”
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Dari kisah di atas, dapat kita renungkan, kita yang berperan menjadi orang tua, atau calon-calon orang
tua, penerus generasi harapan umat, berapa banyak orang yang sibuk, bekerja keras, bersusah payah
di dunia ini hanya demi menjamin kehidupan anaknya di masa depan. Mereka
mengira, dengan uang atau harta yang ada setelah kematiannya adalah jaminan
kehidupan bagi anak cucu keturunan. Namun mereka lupa akan jaminan yang agung
dan hakiki yang telah dijanjikan sang pencipta dalam kitab-Nya.
Berapa ramai di lingkungan kita, bahwa orang yang meninggal dunia dan meninggalkan banyak harta kepada ahli warisnya namun tidak membekali anak-anaknya dengan takwa dan keshalihan, apa yang terjadi banyak ahli waris merebutkan harta sehingga sesama saudara saling bermusuhan bahkan ada yang berani membunuh saudaranya sendiri demi sebidang tanah, demi segenggam uang dan lainnya.
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Dari kisah di atas dapat kita ambil pelajaran, ketika Khalifah
mewariskan ketaqwaan kepada anaknya, maka anaknya dengan ikhlas menyedekahkan
100 ekor unta untuk berjihad. Sedangkan salah seorang orang tua mewariskan
harta tanpa ketaqwaan, salah satu dari anaknya menjadi orang yang tidak
bersyukur. Karena itulah Umar bin Abdul Aziz memilih untuk
meninggalkan didikan takwa dan keshalihan daripada harta. Karena jika anak-anak
shalih akan selalu mendo’akan orang tuanya dan Allah tidak akan menelantarkan mereka.
Sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya." (Hadits Sunan Abu Dawud No. 2494)
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Lihatlah dampak dari keshalihan. Ia menjadi modal bagi
seseorang untuk mendapatkan kemaslahatan di dunia dan tentunya lebih berfaedah
lagi bagi akhiratnya. Karena Allah menjadi Wali bagi orang-orang yang beriman yang beramal shalih, dan
siapakah yang lebih baik penjagaannya dari Allah? Imam ath-Thabari menjelaskan bahwa Dialah Allah al-Waliy yang
diibadahi dan ditaati oleh para hamba-Nya, dengan mendekatkan diri kepada-Nya
dalam berbagai macam ibadah. Dia yang mengurus semua hamba-Nya dengan mengatur
mereka dan melaksanakan ketentuan takdir atas mereka, serta menggariskan untuk
hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam aturan.
Dia melindungi mereka dengan perlindungan yang khusus. Dia membimbing mereka dan mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan, kekufuran, kemaksiatan, kelalaian, dan keengganan menuju cahaya ilmu, keyakinan, iman dan ketaatan. Juga membimbing mereka untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada Rabb mereka. Dia menerangi hati mereka dengan memberikan padanya cahaya wahyu dan iman, memberikan kemudahan untuk mereka dan menjauhkan dari kesusahan, mendatangkan manfaat bagi mereka dan menjauhkan mereka dari kemudharatan.
Jamaah
Shalat Jum’at yang dirahmati Allah
Sebagai penutup, maka
menekankan keshalihan pribadi dan juga dalam mendidik keluarga terutama anak mestinya
menjadi prioritas dan perhatian utama. Ini jauh lebih penting daripada
mengumpulkan dan mewariskan harta untuk mereka. Jika ia menjadi shalih, maka Allah akan memudahkan baginya
untuk meraih kekayaan dari jalan yang halal dan untuk ditunaikan haknya,
terlebih lagi bisa memperbaiki kesejahteraan umat, tentu ini merupakan bagian
dari keshalihan itu sendiri. Dalam hal ini, apakah
mewariskan harta adalah kesalahan, jawabannya tentu saja tidak dan boleh-boleh
saja. Tapi, kekayaan yang tidak dilandasi
keshalihan dan ketakwaan, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih banyak dari
manfaat yang dihadirkan. Wallahu a’lam
bishawab....
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah ke-2
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ
الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ
عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ،
قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ،
والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ, يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Posting Komentar