TIPS CERDAS MEMILIH PASANGAN HIDUP
Oleh: Mili Ariani
Literasisambas.org - Berbicara tentang memilih pasangan mungkin kita akan
sangat antusias, apalagi bagi kaum muda yang masih sendiri dan dalam penantian.
Namun, pernahkah terpikir oleh kita bagaimana sosok pasangan yang bisa menuntun
kita ke arah yang lebih baik, atau kita hanya sekedar mencari pasangan untuk di
dunia saja bukan Dunia dan Akhirat. “Bukan
yang utama itu ‘kau menikah’ tapi yang
lebih utama adalah ‘dengan siapa kau menikah’ pilihlah yang baik agamanya, kau
akan beruntung”. (Syaikh Shalih Al
Fauzan)
Sebelum memulai ada baiknya kita belajar dulu, apalagi
perihal pernikahan. Jangan hanya karena melihat teman-teman sudah melepas masa
lajang lalu kamu ingin segera menyusul. Bukankah ilmu berumah tangga itu
penting? Banyak hal yang harus kita persiapkan, menikah itu sekali seumur hidup
maka harus di persiapkan dengan baik, belum lagi mencari pasangannya, harus
ta’aruf dulu BUKAN PACARAN ya, kalau
pacaran itu sudah termasuk zina dan dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana firmannya:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ
كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan
keji, dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-isra’: 32)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam juga berpesan kepada calon suami untuk mencari istri yang
sholehah, lebih mengutamakan agamanya, dari segala hal baik itu dari harta,
keturunan maupun wajah. Sebagaimana sabdanya:
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِينِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا فَعَلَيْكَ
بِذَاتِ
الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya: “Dari
Jabir bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang wanita
dinikahi karena agamanya, hartanya dan kecantikannya. Tetapi, utamakanlah
agamanya, niscaya kamu akan beruntung". (Hadits Jami' At-Tirmidzi No.
1006)
Dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا
الْمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ
Artinya: “Dari Abdullah bin 'Amru bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (Hadits Shahih Muslim No. 2668)
Begitu pula sebaliknya, kita perempuan juga harus
cerdas dalam memilih calon suami, jangan hanya karena ketampanan, harta dan
jabatannya, tapi pilihlah yang baik agamanya dan bisa menuntun ke arah yang
lebih baik. Sufyan bin Uyainah berkata: “Barang
siapa yang menikah karena ingin menumpang kemuliaan dari pasangannya bersiaplah
untuk mereguk pahitnya piala kehinaan, barang siapa yang menikah karena harta
bersiaplah meraih kemiskinan, barang siapa yang menikah karena baiknya agama
seseorang niscaya Allah akan kumpulkan baginya kemuliaan, harta dan agama”.
Jika sampai saat ini belum menemukan pasangan, tetap
bersabar dan jangan khawatir. Perihal jodoh sudah di atur, sebagaimana dalam Qur'an Surah Ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ
لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir".
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Setiap ornag telah tercatat pasangan hidupnya, telah ditentukan dengan siapa dia akan menikah. Tidaklah tersembunyi bagi Allah Ta’ala sesuatupun yang ada dibumi dan yang ada dilangit”.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa cerdas dalam
memilih pasangan hal yang pertama yang harus dilakukan atau diperhatikan adalah
agamanya. Bagaimana kita harus mengetahui agama seseorang?
1.
Bertanya ke Teman Terdekatnya
Tolak ukur agama seseorang, tidak jauh dengan teman
dekatnya. Hal yang harus ditanyakan adalah aqidahnya, manhajnya, shalanya
dimana, mengamalkan sunnah atau tidak dan lainnya. Aqidah dan manhaj seseorang
adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih pasangan.
Sebagaimana sabda Nabi shallallau ‘alaihi wa saalam:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: "Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang laki-laki itu bergantung dengan agama teman gaulnya, maka hendaklah salah seorang
melihat siapa yang menjadi teman gaulnya". (Hadits Sunan Abu Dawud No. 4193)
Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qâsim berkata, “Sifat
manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja
bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak”.
2.
Ta’at Beribadah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ
يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ
Artinya: “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru/mengingat Tuhannya pada pagi
dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya”. (QS. Al-Kahfi: 28)
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan, “Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah”. (
3.
Meninggalkan yang Tidak
Bermanfaat
Seiring dengan perkembangan zaman, yang paling terpengaruh adalah Game. Kalian harus mengetahui kebiasaan atau kegiatan yang sering ia lakukan. Bukan berarti tidak boleh maing game, tapi perhatikan apakah game mengatur dia atau dia yang mengatur game. Cerdaslah dalam memilih.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Artinya: “Di antara
ciri baiknya keislaman seseorang, dia
meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya". (Hadits shahîh
riwayat at-Tirmidzi no. 2317)
4.
Cara Berpakaiannya
Cara berpakaian seseorang, mungkin ada sebagian menganggapnya hal sepele dalam memilih pasangan. Mengapa demikian? Karena mungkin paktor ilmu dan keimanan seseorang. Seseorang yang memiliki ilmu agama yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syari’at, kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata dalam kitab al-Hilyah, “Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh”. (At-Ta’lîquts Tsamîn ‘ala Syarhi Ibni al’Utsaimîn li Hilyati Thalabil ‘Ilmi hlm. 107)
Sebenarnya masih banyak lagi yang harus diperhatikan
selain dari empat point di atas. Setidaknya dari empat tersebut sudah mewakili tolak
ukur agama seseorang. Semoga kita semua mendapatkan pasangan yang benar-benar
bisa membawa atau membimbing kita ke surga Allah, yang bisa mengingatkan kita saat berbuat
salah, bisa menasehati kita saat kita gundah. Karena sesungguhnya ke Surga
Allah butuh Penyemangat untuk meraihnya.
Wallahua’lam....
Baca Juga: KRITERIA LAKI-LAKI YANG PANTAS DIJADIKAN SUAMI DALAM PANDANGAN ISLAM
Posting Komentar