6 JURUS JITU MENJADI SUAMI YANG ROMANTIS DI MATA ISTRI
Oleh: Usmul Hidayah
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا
رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya:
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 2)
Shalawat
dan salam terus tercurah kepada manusia terbaik langsung dipilih oleh Allah dan
sebagai penutup semua nabi dan rasul sehingga tidak ada lagi nabi dan rasul
yang diutus oleh Allah setelahnya, yakni Nabi besar kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga
kemuliaan terus mengalir kepada Beliau, keluarganya, para sahabatnya dan para
penurusnya yang terus memperjuangkan dan mengamalkan hukum Allah dan Sunnahnya
hingga akhir zaman.
Membentuk
keluarga yang harmonis merupakan impian setiap pasangan. Maka dari itu, sebelum
membangun rumah tangga sebaiknya setiap pasangan sudah miliki ilmu atau cara
membahagiakan pasangan masing-masing. Terlebih lagi seorang suami sebagai
pemimpin rumah tangga dituntut bisa membimbing keluarganya.
اَلرِّجَالُ
قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ
وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ
Artinya: “Laki-laki (suami) itu pemimpin bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya”. (QS. An-Nisa’: 34)
Selain
tugas suami sebagai pemimpin di keluarganya, suami juga harus memiliki sifat lemah
lembut terhadap keluarganya, terlebih lagi kepada istrinya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
Artinya: "Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya”. (Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 1082)
Dari
hadits di atas, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita bahwa kesempurnaan iman adalah
tercermin dengan sikap dan akhlaknya terlebih kepada suami terhadap keluarganya.
Selain itu, Rasulullah juga mengingatkan bahwa berbuat baik kepada perempuan
atau istri adalah menjadi syarat keimanan dan sekaligus indikator ssuami
terbaik dan terpilih. Dengan demikian, hal tersebut adalah suatu sikap tegas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
atas posisi penting dan martabat perempuan di dalam kacamata Islam. Membangun
rumah tangga dalam Islam adalah membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah. Untuk mencapai tujuan pernikahan
tersebut tentunya harus diikuti dengan menjadi suami yang baik agar terciptanya
suasana keluarga yang elegan dan klimak.
Di
bawah ini adalah jurus atau kiat agar menjadi suami yang romantis di dalam rumah
tangga, yakni:
1.
Merayu
dan Bertindak Lemah Lembut Terhadap Istri
Mungkin sebagian
suami tugasnya hanya mencari nafkah semata. Setelah itu suami tidak mempunyai
tugas lain terhadap istrinya. Perlu diketahui, dari sisi kejiwaan seorang istri
pasti ingin mencari hiburan berupa bercanda dan tertawa atau lainnya dengan
suaminya. Karena hal ini sangat penting dalam kehidupan berumah tangga agar
rasa cinta itu terus berkembang.
Rasulullah telah
mengajarkan kepada kita, meskipun beliau mempunyai urusan yang mungkin kita
sendiri tidak sanggup untuk memikulnya yakni menyebarkan agama Allah
ditengah-tengah kebathilan. Sungguh ini merupakan pekerjaan yang sangat
memberatkan. Di sisi lainnya, Rasulullah juga sebagai kepala negara di Madinah
dan di Mekkah tetapi Beliau tidak melupakan sisi perasaan dan hiburan di dalam
kehidupan rumah tangganya.
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى
رِجْلَيَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِي فَقَالَ هَذِهِ
بِتِلْكَ السَّبْقَةِ
Artinya:
Dari Aisyah, radliallahu 'anha, bahwa ia pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, ia berkata; “Kemudian aku berlomba dengan beliau, lalu
aku mendahului beliau dengan berjalan kaki. Kemudian setelah gemuk aku berlomba
dengan beliau kemudian beliau mendahuluiku”. Beliau berkata: "Ini menggantikan kekalahan pada
perlombaan terdahulu”. (Hadits Sunan Abu Dawud No. 2214)
2.
Memberikan
Suprise yang Menyenangkan
Tidak ada sesuatu
yang paling disukai oleh jiwa seseorang dibandingkan menghadiahkan kepada
seseorang tersebut dengan sesuatu yang dia paling sukai (tanpa memberitahukan
sebelumnya). Ketika anda memberikan surprise kepada istrimu dengan memberikan
sesuatu yang dia sukai, ini merupakan anda tidak melupakan istri anda. Anda
tahu bagaimana perasaan atau sensasi yang dirasakan oleh istrimu, ketika anda
mengejutkannya dengan surprise yang menyenangkan kecuali dengan bertambahnya
kecintaan terhadapmu.
تَهَادَوْا
تَحَابُّوا
Artinya: “Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai”. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594. Hadits
ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
3.
Membantu
Istri dalam Urusan Rumah
Memberikan bantuan
dalam pekerjaan rumah tangga tidak mesti sering. Akan tetapi ketika suatu saat
dia menginginkanmu, anda selaku suami harus siap dengan senang hati untuk
membantunya. Jika hal kecil bisa membuat istri bahagia, dan selanjutnya
kebahagiaan akan berbalik kepadamu. Sesungguhnya membantu pekerjaan istri di
rumah tidak akan mengurangi martabat sebagai suami, atau disebut suami takut
istri. Itu adalah sangkaan yang tidak benar sekali.
Manusia terbaik di
muka bumi, bahkan seorang Rasul dan pemimpun ummat Islam yakni junjungan nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau membantu istrinya pekerjaan
rumah tangga.
عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ سَأَلْتُ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي الْبَيْتِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ
فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ
Artinya: “Dari Al
Aswad bin Yazid ia berkata; Aku bertanya
kepada Aisyah radliallahu 'anha mengenai apa saja yang dilakukan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam di rumah. Maka ia pun menjawab, "Beliau turut membantu pekerjaan keluarganya, dan bila beliau
mendengar adzan, beliau pun keluar”. (Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4944)
Selain
hadis, banyak pula ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kesalingan dan
kesetaraan peran laki-laki dan perempuan. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya 60 Hadis; Hak-Hak Perempuan dalam Islam, menjelaskan
bahwa relasi antar perempuan dan laki-laki sejatinya didasarkan pada
kesalingan seperti yang digariskan dalam al-Quran. Yaitu saling menolong dan
menopang (QS. At-Taubah; 71), saling melindungi dan melengkapi (QS. Al-Baqarah;
187) dan saling berbuat baik (QS. An-Nisa’; 19).
4.
Membantu
Mengurusi Anak
Membantu istri
untuk mengurusi anak bukanlah suatu pekerjaan yang dapat membuat suami menjadi rendah dipandangan
oranglain. Kebutuhan istri akan bantuan suami dalam hal menjaga anak sangat
diperlukan ketika istri dalam keadaan sibuk bekerja, sakit atau lainnya. Ini menunjukkan
suami istri bisa bekerja sama di dalam rumah tangga.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ
وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ
Artinya:
"Dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang
lain”. (QS. At-Taubah: 71)
5.
Memanggil
Istri dengan Panggilan Khusus
setelah para suami
yang rajin dan energik dalam melaksanakan kegiatan baik di luar rumah maupun di
dalam rumah, tetap harus mengalokasikan waktu untuk belajar mengekspresikan
cinta bukan hanya melalui perbuatan tapi melalui kata-kata juga. Misalnya
menyebutnya dengan perkataan yang indah, seperti Nabi Muhammad menyebut Aisyah
dengan panggilan “Ya Khumaira“ yang
artinya perempuan yang kemerah-merahan pipinya. Walau sudah
merasa melakukan kewajiban sebagai suami, rajin membantu kegiatan istri, tetap
diperlukan keterampilan memuji dan merayu istri. Tidak harus diucapkan secara
langsung, bisa pula ditulis melalui SMS, whatsApp, email atau ditulis di
secarik kertas untuk istri tercinta.
6.
Memberi
Uang Belanja Selain untuk Keperluan Rumah
Terkadang istri
ingin membeli sesuatu khusus untuk dirinya. Maka janganlah kalian
memperhitungkannya dan kalian harus memberinya dana khsusus untuk dirinya dan
biarkan dia membelanjakannya sesuai seleranya. Permasalahan besar yang dihadapi
wanita adalah “kebutuhan materi”. Maka, janganlah membiarkan istri menginginkan
sesuatu tapi tidak memberinya padahal kalian sanggup.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
membolehkan istri untuk mengambil dari harta suaminya yang pelit lagi kikir
tanpa pengetahuannya. Hanya saja hendaknya dia mengambil apa yang mencukupinya
dan anak-anaknya.
Nabi bersabda:
عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جَاءَتْ هِنْدٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ
شَحِيحٌ لَا يُعْطِينِي مَا يَكْفِينِي وَوَلَدِي إِلَّا مَا أَخَذْتُ مِنْ
مَالِهِ وَهُوَ لَا يَعْلَمُ فَقَالَ خُذِي مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ
بِالْمَعْرُوفِ
Artinya: “Dari Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata, "Hindun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah seorang laki-laki yang pelit, ia tidak memberi nafkah yang bisa mencukupi aku dan anakku, kecuali dengan sesuatu yang aku ambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya!". Beliau lantas bersabda: "Ambillah uang miliknya yang bisa mencukupi nafkahmu dan juga anakmu dengan ma'ruf”. (Hadits Sunan Ibnu Majah No. 2284)
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan suami untuk menjaga hubungan baik dengan istri. Dan perlu diketahui, sebenarnya bukan hanya 6 point saja menjaga keromantisan di dalam rumah tangga. Masih banyak hal yang sederhana yang dapat dipraktekkan oleh suami terhadap istrinya. Jika ada suatu hal yang dapat menjaga perasaan dan membuat istri bahagia, maka lakukanlah jika itu baik untuk keluargamu dan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala kelak.
Wallahu ‘alam....
Sumber: Suami Sukses dalam Rumah Tangga. Karya: Adil Fathi Abdullah
Posting Komentar