By: Usmul Hidayah
Literasisambas.org - Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah subhanahuwata’ala atas segala nikmat hidup pada hari ini, semoga hidup kita hari ini mendapat bimbingan dari Allah subhanahuwata’ala sehingga, Insya Allah lebih baik dibandingkan dengan hari-hari yang telah kita lalui. Penting kita tanamkan di dalam diri kita, bahwa kehidupan ini terbatas, dunia kita bukan di sini, tapi tempat berlabuh kita yang abadi di akhirat nanti. Mari kita semua pandai-pandai menggunakan waktu untuk memperbanyak bekal dan beramal shaleh. Karena dengan beramal shaleh yang bisa mengantarkan kita ke kampung halaman dengan selamat.
Mari kita panjatkan salam dan hormat kita kepada manusia
terbaik, yang telah disempurnakan jalur nasabnya, fisiknya, akhlaknya, ilmunya
oleh Sang Pencipta. Dinobatkan menjadi Pemimpin anak Adam pada hari kiamat,
penutup para nabi dan rasul, satu-satunya utusan Allah yang diutus untuk
seluruh alam semesta. Manusia terbaik ini telah membawa Hukum Halal dan Haram,
Perintah dan Larangan sebagai panduan hidup maka sangat wajar
sebagai pengikut yang setia untuk memberikan salam hormat kepada Nabi Besar
Muhammad shalallahu’alaihiwassalam.
Semoga dengan bimbingan beliau yakni Sunnah dan al-Qur’an,
kita semua menjadi hamba yang selalu beriman dan bertaqwa Kepada Allah subhanahuwata’ala dan
pantas untuk mendapatkan Syafa’at di akhirat dan dimasukkan ke dalam Surga
Allah.
Syaikh Walid Abdussalam Bali hafizhahullah pernah mengisahkan tentang seorang wanita yang
menjaga diri dan mengenakan cadar yang tidak mau pergi ke dokter laki-laki
selama ada dokter wanita. Syaikh mengatakan, bahkan bahwa wanita ini sedang
hamil. Ketika tiba waktunya melahirkan mereka membawanya ke rumah sakit khusus
wanita dan persalinan yang semua dokternya wanita. Ia pun masuk, dan para
perawat memasukkannya ke dalam ruang khusus untuknya. Lalu, ia menunggu
kedatangan dokter wanita.
Setelah beberapa saat menunggu, tiba-tiba pintu ruang
dibuka oleh seorang dokter laki-laki yang hendak menanganinya. Ketika melihat
dokter laki-laki, ia berteriak dan secepatnya ia menutupkan kerudungnya pada
wajahnya seraya berkata, “Keluarkan dia, keluarkan dia!” Dokter laki-laki ini
marah besar. Dokter ini tidak mengetahui etika Islam dalam hal ini dan tidak
mempunyai komitmen yang kuat terhadap syariat Islam. Keadaan ini semakin
genting lantaran posisi janin yang di dalam perutnya berbalik (sungsang).
Dokter laki-laki ini berkata kepada perawat, “Tinggalkan dia di dalam ruang itu dan tutup pintunya! Biarkan saja
dia, hingga mati seperti ini!”
Ternyata, mereka benar-benar membiarkan dan menutupnya
di dalam ruangan. Akan tetapi, mereka tidak meninggalkan sendirian, karena
mereka menitipkan kepada Rabbnya. Ia takut kepada-Nya bila wajahnya terlihat
oleh laki-laki yang bukan mahramnya sehingga menyalahi perintah Rabbnya Yang
Maha Kuasa. Ia pun memohon kepada-Nya dengan penuh ketundukan dan tidak
henti-hentinya memanjatkan doa.
Saat ia dalam dalam keadaan seperti ini, ada dorongan
pada dirinya hingga membuat posisi janin dalam perutnya menjadi normal.
Kemudian dia menahan sebentar untuk istirahat. Setelah itu, datanglah kepadanya
dorongan berikutnya hingga janin keluar ke alam kita dengan perintah
penciptanya sebagai balasan atas sikapnya yang takut kepada Allah ‘Azza wa
Jalla dan kesadarannya bahwa Dia senantiasa mengawasinya.
Ketika mendengar tangisan bayi yang baru dilahirkan,
para perawat wanita yang saat itu berada di luar ruangan langsung bergegas
masuk dengan tercengang. Mereka segera membersihkan dan mengurus bayi itu
sebagaimana layaknya. Setelah mereka menanyakan apa yang terjadi padanya,
wanita itupun memberitahukan apa yang baru saja dialaminya kepada mereka. (Dikutip
dari buku 300 Dosa Yang Diremehkan Wanita (terjemah), Syaikh Nada Abu Ahmad,
hlm. 137-138).
Masya Allah, kisah luar biasa yang menakjubkan iman
dengan keyakinan yang kuat akan pertolongan Allah ketika ia melaksanakan
hukum-Nya sehingga berbuah dengan dimudahkannya menghadapi detik-detik kritis melahirkan
anaknya. Keteguhan menjaga perintah-Nya menjadikannya sabar dan ridha dengan
takdir-Nya. Sungguh kisah yang di zaman sekarang cukup langka karena para
wanita meremehkan perkara ini. Apalagi saat ini, insya Allah keberadaan
dokter-dokter wanita sudah tersedia sehingga para muslimah lebih selamat dan
bisa tenang, serta terjaga auratnya. Dengan demikian, tanpa kebutuhan mendesak
yang menyangkut keselamatan nyawa selayaknya lebih memprioritaskan berobat pada
sesama dokter wanita.
Kebanyakan pelanggaran-pelanggaran syar’i yang terjadi
di kamar bersalin karena lemahnya iman. Contohnya, meminta dokter laki-laki
menggantikan dokter wanita. Padahal, ada dokter wanita dan tidak mendesak
mendatangkan dokter laki-laki dalam keadaan takut dan khawatir. Jangan lupa
bahwa Allah bersamamu!
ÙˆَاتَّÙ‚ُÙˆْا اللهَ ÙˆَاعْÙ„َÙ…ُÙˆْا Ø£َÙ†َّ
اللهَ Ù…َعَ الْÙ…ُتَّÙ‚ِينَ
“Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Al-Baqarah : 194)
(Dikutip dari buku Wirid-Wirid Menjelang Persalinan,
terjemah karya Ummu Abdillah Nurah binti Abdurrahman hlm. 84)
Semoga peristiwa di atas menjadi cambuk para muslimah
sejati agar selalu komitmen di atas petunjuk Islam. Perbanyak dan kuatkan
tawakal, insya Allah akan tiba pertolongan-Nya. Tim medis dan alat-alat
kedokteran hanya menjadi sebab setelah kehendak Allah. Allah Ta’ala-lah yang
memberimu penyakit sekaligus Allah-lah yang menyembuhkanmu dari penyakit
tersebut. Semua sesuai dengan ketetapan-Nya untuk kemaslahatan hamba.
Referensi :
1. 300 Dosa
Yang Diremehkan Wanita (terjemah), Syaikh Nada Abu Ahmad, Kiswah Media, Solo,
2010.
2. Wirid-Wirid
Menjelang Persalinan (terjemah), Ummu Abdillah Nurah binti Abdurrahman,
At-Tibyan, Solo, 1412 H.
#Repost
Posting Komentar